Auracinta I

Sepenggal sajak terdengar begitu mesra, menghantarkan anganku menembus ruang waktu yang aku menganggap bahwa diriku telah lancang.
Dengan segala keangkuhan rasaku, kutelusuri jejak–jejak waktu yang menggoreskan kenangan tentang benih yang tumbuh, bersemi, berbunga dan layu.
Aku telah letih mengukur seberapa jauh perjalanan cintaku.
Detik, menit, siang, malam kurasakan bukanlah kesimpulan hakekat rasaku.
Aku ingin bersandar dan berlabuh dalam dermaga sunyi dan hening yang disana aku bisa menemukan kedamaian.
Dan didirimu aku merasakan itu.

(dari awal hingga sekarang
Kusimpulkan bahwa : aku mencintaimu)

Bandungrejo, 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar