Rachel 2

Elok,
Seraut wajah kutatap dalam temaram cahaya yang menyiratkan kearifan sepi – sepi, tutur lembut dalam berjuta rangkaian kata bak bunga yang bermekaran dalam sebuah taman. Dengan alunan rintik hujan yang membasuh dahaga hari engkau menyanyikan tetembangan perihal ketidakmampuanmu dalam memahami dirimu sendiri, engkau bercerita tentang apa yang orang tidak mengerti perihal rahasia – rahasia hatimu.

Manis,
Dua gelas teh tersaji dalam balutan senyum, kue – kue terhidang dalam nuansa hamburan tawa yang menjadikan semua bagaikan puisi yang tergores di dinding – dinding malam. Engkau menjadikan seisi kepala menjadi enggan berfikir tentang apa yang telah tersusun rapi dalam jadwal perjalanan cinta dan rindu, engkau membuat hati yang sebenarnya ingin beranjak menjadi terdiam dan menepi. Lalu apakah salah jika hatiku nyanyi tentangmu ?.

Cantik,
Ketika engkau dalam pedebatan perihal petuah – petuah bijak, aku meraba bahwa engkau pasti mengerti. Manusia terlahir, menempuh hidup, lalu mati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar