Menanti Kala Kunanti

Kabut pekat menyimpan segenggam butir
Pasir, menebar di pelupuk
Mata, terbutakan sepi yang mencongkel kebebalan akal
Ku, tak luput
Kau, menantikan hujan mengenang dan menenggelamkan dahaga
Kita, terdiam dalam sapuan gelombang
Menanti, kau atau aku yang akan terapung
Tak berdaya, angan menerawang masing – masing
Kita

Slawi, 19 Mei 2008

9 komentar:

  1. sedikit bingung dan sedang coba mencerna >.<

    BalasHapus
  2. kayak judul lagu judul postingan mu hehehe :)

    BalasHapus
  3. Ini termasuk puisi juga kan gan?

    BalasHapus
  4. Dulu, puisi mas, bernuansa sepi...kedinginan saya bacanya :)
    Tapi tetap indah...

    BalasHapus
  5. wiw berkunjung hihihi bahasanya membingungkan ya ;p semangat semangat.

    BalasHapus
  6. Saat seperti itu
    Kelak, Aku hanya ingin sama-sama terapung
    Meski penantian itu tak pernah usai
    Seperti sajak yang tertulis di pasir pantai
    Tak pernah selesai
    Sebab ombak selalu datang untuk menghapus

    BalasHapus
  7. wuiihh.. kereenn puisinya ^^

    saling menanti...
    entah kau atau aku yang kan beranjak tuk meraih mimpi..
    mimpi kita...

    BalasHapus
  8. hem... butuh membaca berulang-ulang nih mas biar semakin paham...

    BalasHapus