Adakalanya Aku Cemburu

Sore ini hujan, cukup deras, lumayan lama. Setelah siang terik bukan kepalang, hujan ini bisa menyejukkan dan menghapus gerah sepanjang siang. Aku menahan rindu, diam-diam aku memikirkan perempuan berperawakan mungil yang saat ini jauh dari pandanganku. Bisa dikata kalau aku menahan beratnya rasa, namun tak berdaya melawan jarak. Menahan kerinduan.

Memang, sih, cinta tak harus curiga. Tapi sepertinya dianggap wajar bila sesekali kecurigaan itu hadir, lebih tepatnya rasa cemburu. Meski tak semestinya, akan tetapi akan terasa romantis kalau cinta diselingi cemburu. Tidak berlebihan. Takutnya, kalau rasa cemburu itu tidak ada, akan dibilang kuno. Sudah menjadi bahasan umum, cemburu itu tanda sayang. Walaupun tak selalu, sayang itu harus cemburu. Tak harus takut dibilang kuno.

*****

Hujan masih saja belum reda. Kalau saja perempuan cantik berperawakan mungil itu ada disini, tentu saja tak perlu kutahan rindu ini. Tak perlu takut dibilang kuno, karena tidak menahan cemburu. Tapi, bukankah Tuhan juga pencemburu, juga?. Jangan-jangan aku sering lupa dan apa yang kurasakan ini membuat Tuhan cemburu kepadaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar