Apakah kau pikir aku lupa? Di rumah itu aku titipkan berjuta kenangan.
Ruang tamu tempat aku ngobrol denganmu, sesekali juga ngobrol dengan
bapak ibumu. Biasanya aku menghadap ke selatan, sebaliknya denganmu.
Di
ruang tamu itu pula aku pernah merasa salah waktu, malam minggu, ketika
kuberanikan diri bertandang, saat itu pula lelaki yang juga
menginginkanmu datang. Tahukah kamu apa yang kulakukan? Setting alarm
biar seolah ada yang menghubungiku. Teras itu jadi saksi, ketika aku
pura-pura menerima telpon, sekedar mencari alasan untuk pamit pulang.
Malam minggu, salah waktu. Lalu aku berpamitan, meninggalkan kalian.
Coba
lihat lagi kamarmu dulu, bila belum berubah ada di bagian selatan ruang
tamu. Apa yang masih tersisa? Pintu? Jendela? Langit-langit? Tanyalah
pada mereka, sesuai numpang sholat mataku menyapu sudut-sudut ruang,
berharap menemukan fotomu. Ah.
Pada ruang makan di sebelah timur
dulu, sempat kunikmati makan, lauk ikan lele kalau tidak keliru. Hari
itu, hari dimana kuungkapkan niat baikku, menepati janji, walau
terlambat seminggu.
Adakah yang masih terlupa dari rumah itu?
Terakhir kali kujejekkan kaki ku disitu, saat kau bersanding di
pelaminan. Kalau tidak keliru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar