Kemana anak – anak itu berlari,
Diseberang angan,
Ditepi mimpi, dengan sunyi
Bertautan gemericik air,
Nanar, mata sepi
Satu persatu dedaunan, terhampar
Dangkal perlabuhan, sesal
Dimata air tak ada alir
Semua terajut sepi
Esok akankah kita temui,
Anak – anak itu berlari ?,
Saat ini
Kita masih memenjara, kumpulan jiwa
Anak – anak mencari dirinya,
Merajut sepi
Diseberang angan,
Ditepi mimpi, dengan sunyi
Bertautan gemericik air,
Nanar, mata sepi
Satu persatu dedaunan, terhampar
Dangkal perlabuhan, sesal
Dimata air tak ada alir
Semua terajut sepi
Esok akankah kita temui,
Anak – anak itu berlari ?,
Saat ini
Kita masih memenjara, kumpulan jiwa
Anak – anak mencari dirinya,
Merajut sepi
haduh..puisinya kok sedih..
BalasHapusAku bahagia dikelilingi anak2 yg hangat meliputiku :)
BalasHapusada apa ni...kayaknya sedih he he he he salam hangat dari manajemen emosi
BalasHapusAnak-anak itu mungkin bersembunyi di dalam hati... :)
BalasHapusanak2 itu akan selalu ada di dalam sepimu...karena sepi tak selalu berarti kosong...
BalasHapushmmm, ikut terhanyut
BalasHapussemua akhir baitnya semua tentang sepi ya??
BalasHapusBuah hati, tercipta atas izin-Nya dari 2 nurani, menjadi amanat yang tersendiri... hilang... sirna.. semangat ini, tatkala si buah hati berlari... pergi... Namun ketika kembali, tercurah hasrat ini ingin hidup seribu tahun lagi.
BalasHapuskita sebenarnya gak pernah kesepian..
BalasHapus@all: terimakasih untuk kunjungan dan pesan2nya :)
BalasHapus