Perihal Kita

Riak gelombang membayang petang
Yang menghadirkan ilusi tentang cinta
Kita dalam sirna
Lantunkan lagu hening batuan bisu
Merona wajah balutkan hasrat
Keabadian satu dalam goresan takdir

:apakah  kita akan berlabuh ?

Meraba karuan tahu, bahwasannya kita
Mustinya beranjak rasa; tak hanya diam
Andai bertanya tak pasti berjawab
Lekasnya kita kemasi mimpi


: kita terjang gelombang !

Kita berjalan dalam awan putih
Tak harus kita berlari
Melangkah berarti menang
Pasrah mendekat kalah
Berdiam hanyalah pecundang

3 komentar:

  1. Kita, mereka, kami, dan saya. Gunung bagaikan diam, namun berbicara. Awan menangis, mengucurkan air mata, tanda bumi mengiba.

    BalasHapus
  2. Kita tak punya pilihan...
    Di sekeliling tak ada melainkan gelombang
    Jika kembali hinalah kita dapatkan
    Harus berlari walau hanya di segumpalan awan

    (^,^)

    BalasHapus
  3. @Ummiega & Winny Widyawati: terimakasih kunjungannya :)

    BalasHapus