Merayu Percuma

Jangan, anggapanmu tolong jangan kau tujukan padaku. Aku tahu kecurigaan itu tidak baik, ditengah banyaknya gelombang yang coba mengombang-ambingkan hatimu. Tapi, bukan aku.

Candaanku hanya bercanda. Seriusku kadang juga bercanda. Candaanku kadang malah serius. Tak usah kau ambil pusing.

Aku coba menebak, seleramu itu tinggi, tak pantas aku jadi pembanding. Pasti tak sebanding, sih.

Hihihi.. Kadang aku tertawa bathin, ketika rayuan-rayuan kaku tertuju untuk dirimu. Tak mempan sudah. Menjemukan. Jangankan kau, aku pun merasa demikian.

Tak akan beranjak kau dengan bujuk rayu. Percuma.

Bila matahari mulai tenggelam, tak akan habis cahaya-cahaya. Kesendirian adalah guru. Sepi adalah nyanyian-nyanyian yang akan mengiringi langkah dalam hidupmu. Percaya sajalah, tak kurang apapun dari dirimu. Bila bulan itu pesolek, mungkin cahayanya tak seindah ini. Tak purnama tapi indahnya ada padamu.

Suatu ketika akan kau temukan apa yang kau cari dalam hidupmu. Entah dari sisi yang mana, dalam tak terduga akan kau temukan kebahagiaanmu.

Ah. Ingin aku merayumu, tapi hanya sebatas ingin, karena memang hanya sebuah kesia-siaan bila aku melakukannya. Tak sebanding. Hanya akan mempermalukan diri sendiri. Hihihi...

Candaanku hanya bercanda. Seriusku kadang juga bercanda. Candaanku kadang malah serius. Tak usah kau ambil pusing. Tanpa purnama keindahan cahaya ada padamu. Suatu ketika akan kau temukan apa yang kamu cari. Entah apa, entah dari sudut yang mana. [SC]