Remuk, Sirnakan Aku !

Menatap kelam
Secangkir rindu mengalir
Kau dan kebisuan, kerinduan mencengkeram
Erat, dalam bisu kita bercakap
Mengalir dalam merindu kelam

: kita seperti menyaksikan adipati karna sedang meratap, saat merasa terasing dan menganggap tak dianggap ibunya. “dewi kunti ibuku, kenapa engkau malu melahirkan aku lewat gua garbamu?“

Tak jua madu mendamba
Keriuhan menjelma dalam perang batin
Erat, dalam haru kita berucap
Membeku menjelma kelu

: kita dalam suasana baratayudha : menyaksikan yudhistira yang suci berucap lirih dan melunglaikan durna. “aswatama mati“

Lalu dimana letak hati kita ?
Dalam kelu,
Bisu,
Atau secangkir madu ?


#Slawi, 27 Juli 2008

11 komentar:

  1. Tak jua madu mendamba
    Keriuhan menjelma dalam perang batin
    Erat, dalam haru kita berucap
    Membeku menjelma kelu

    Dalem banget sajaknya sob.... ^_^

    BalasHapus
  2. dari pda secangkir rindu, mending secangkir kopi +susu di tengah gulitanYA MALAM :D satu-dua suara jangkrik yg menemani, plus suara nyamuk , hehe

    BalasHapus
  3. Keriuhan rindu dalam kebisuan....

    BalasHapus
  4. keheningan diri ditengah keramaian, dengan secangkir madu diharapkan dapat mencairkan suasana yang beku.

    BalasHapus
  5. senyap...sepi...hening...atau bisu... takkan pernah mampu membunuh waktu...senyap, sepi, hening, bisu...malah sanggup menggetarkan sanubari di setiap waktu, dengan caranya yang unik, mereka sanggup menciptakan kata-kata dan celotehannya...

    met pagi mas...:)

    BalasHapus
  6. Ketika hati bicara, bahkan diri ini tak tahu maknanya...

    BalasHapus
  7. secangkir madu+telor+jahe+mrica enak kali ya...Wakakkk..Ops...(canda_red) soal keheningan,kesepian,kehampaan dan kekosongan dpt membuat hati dan pikiran kita kadang2 merasa nyaman dan akan dpt menemukan inspirasi

    BalasHapus
  8. dengan secangkir madu yang manis untuk dapat menikmati keindahan hidup ini dengan kesan-kesan yang manis puLa.

    BalasHapus
  9. @all: terimakasih atas kunjungan dan pesan-pesannya :)

    BalasHapus